BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Terumbu karang secara umum dapat
dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem
yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat
aktivitas biologi
(biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu
karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam
laut, atau disebut singkat dengan terumbu.
Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk
dan didominasi oleh komunitas koral.Dalam peristilahan 'terumbu
karang', "karang" yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang
menghasilkan kapur
sebagai pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut,
yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur
tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik
terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh
karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar
dihasilkan koral. Kerangka karang mengalami erosi dan
terakumulasi menempel di dasar terumbu. Belajar dari kerusakan hutan Indonesia,
maka untuk menyelamatkan kelestariannya dibuatlah hutan lindung. Demikian pula
di laut, sudah saatnya dibuat ”Daerah Perlindungan Laut (DPL)” untuk
menyelamatkan ekosistem terumbu karang yang masih tersisa. Ternyata hutan
lindung pun masih tetap dijarah di negeri yang serakah ini. Demikian pula
dengan laut, banyak DPL yang masih tetap dijarah dan terjadi kegiatan
pengrusakan terhadap ekosistem terumbu karang. Karenaya, terbukti di Indonesia
”hutan adat” jauh lebih terjaga kelestariannya dibandingkan hutan lindung.
Karena hutan adat dimiliki oleh masyarakat dan dijaga oleh masyarakat. Demikian
pula dengan di laut, Daerah perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL-BM) jauh
lebih banyak yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Secara alami,
banyak masalah dan penyebab hilangnya terumbu karang baik lokal maupun global.
Seperti penyakit, sedimentasi, spesies pendatang, pemutihan (bleaching),
predator, karang keropos (osteoporosis of coral), tumbuhnya alga, dan badai.
Selain itu, perubahan iklim global juga menjadi penyebab hilangnya terumbu
karang. Stress berupa panas, dingin, terang, dan gelap, terutama meningginya
suhu air laut menyebabkan kerusakan simbiosisme antara karang dengan alga pada
karang tersebut (zooxanthella). Semakin banyak karbondioksida dilepas ke
atmosfir semakin banyak pula yang kembali ke laut melalui air hujan dan
mengubah pH (keasaman) air laut menjadi lebih rendah atau makin asam. Turunnya
pH air laut ini menyebabkan karang menjadi keropos. Karang keropos ini jika
dikembalikan ke kondisi air laut semula tidak dapat memperbaiki terumbu
kembali. Semua masalah dan penyebab itu kian diperparah dengan kegiatan manusia
yang melakukan penangkapan ikan dengan bahan peledak, bahan kimia dan alat
tangkap yang merusak karang serta kegiatan penambangan timah di daerah pesisir
yang banyak terjadi di Pulau Bangka.
1.2. Rumusan
Masalah
a) Apa
sebab terumbu karang menjadi aset utama keindahan dan kekayaan laut Indonesia?
b) Apa
manfaat terumbu karang?
c) Apa
penyebab kerusakan terumbu karang?
d) Bagaimana
cara menanggulangi dan melestarikan kerusakan terumbu karang?
1.2.
Tujuan Penulisan :
·
Untuk mengetahui apa sebab terumbu
karang menjadi aset keindahan laut Indonesia.
·
Untuk mengetahui manfaat terumbu karang.
·
Untuk mengetahui penyebab kerusakan
terumbu karang.
·
Untuk mengetahui cara penanggulangan dan
melestarikan kerusakan terumbu karang.
1.3.
Manfaat Penulisan :
v Bagi
penulis
Penulis dapat mengetahui bagaimana cara
melestarikan terumbu karang.
v Bagi
pembaca
Pembaca
dapat memiliki wawasan yang lebih luas mengenai cara pelestarian terumbu
karang.
1.4.
Metode Penyampaian Data
Penelitian
ini termasuk penelitian dengan membaca berdasarkan studi kepustakaan, yang
bertujuan untuk memberikan solusi dan pembelajaran kepada khalayak agar dapat
ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian terumbu karang alam laut Indonesia.
BAB
II
ISI
/ PEMBAHASAN
2.1. Terumbu
Karang Sebagai Aset Keindahan dan Kekayaan laut Indonesia
Ekosistem
terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan obat-obatan bagi
manusia di masa kini maupun di masa mendatang. Selain itu keindahannya juga
menjadi daya tarik yang bisa menjadi sumber devisa bagi negara melalui kegiatan
pariwisata. Wisata bahari Indonesia tengah berkembang pesat dan ekosistem
terumbu karang merupakan salah satu aset utamanya. Ekosistem terumbu karang
adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya
memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan
berlindung di ekosistem ini. Berjuta penduduk Indonesia bergantung sepenuhnya
pada ekosistem terumbu karang sebagai sumber pencaharian. Jumlah produksi ikan,
kerang dan kepiting dari ekosistem terumbu karang secara lestari di seluruh
dunia dapat mencapai 9 juta ton atau sedikitnya 12% dari jumlah tangkapan
perikanan dunia. Sumber perikanan yang ditopang oleh ekosistem terumbu karang
memiliki arti penting bagi masyarakat setempat yang pada umumnya masih memakai
alat tangkap tradisional.
Selain
nilai ekonominya, ekosistem terumbu karang juga merupakan laboratorium alam
yang sangat unik untuk berbagai kegiatan penelitian yang dapat mengungkapkan
penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Beberapa jenis spongs, misalnya,
merupakan binatang yang antara lain terdapat di ekosistem terumbu karang yang
berpotensi mengandung bahan bioakif yang dapat dijadikan bahan obat-obatan
antara lain untuk penyembuhan penyakit kanker. Selain itu binatang karang tertentu
yang mengandung kalsium karbonat telah dipergunakan untuk pengobatan tulang
rapuh. Fungsi lain dari ekosistem terumbu karang yang hidup di dekat pantai
ialah memberikan perlindungan bagi berbagai properti yang ada di kawasan
pesisir dari ancaman pengikisan oleh ombak dan arus.
2.2. Manfaat
Terumbu Karang
Terumbu
karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara
ekologi maupun ekonomi.
Estimasi jenis manfaat yang
terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung.
- sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
- pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
- penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan
yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta
sebagai sumber keanekaragaman hayati
2.3. Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
Beberapa
aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang:
- membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
- membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
- pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
- pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
- Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
- terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
- penambangan
- pembangunan pemukiman
- reklamasi pantai
- polusi
- penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
2.4. Cara
Menanggulangi dan Melestarikan Kerusakan Terumbu Karang
Beberapa aktivitas manusia yang harus dilakukan agar
mencegah kerusakan terumbu karang:
- tidak membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
- tidak membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
- tidak melakukan pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
- tidak menggunakan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
- tidak membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
- mengatur populasi predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
- tidak melakukan penambangan secara sembarangan
- tidak melakukan pembangunan pemukiman diareal sekitar terumbu karang
- tidak melakukan reklamasi pantai secara sembarangan
- menjaga kondisi perairan agar bebas dari polusi
- tidak melakukan penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Ekosistem terumbu karang adalah
tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya
memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan
berlindung di ekosistem ini. Ekosistem terumbu karang juga merupakan
laboratorium alam yang sangat unik untuk berbagai kegiatan penelitian yang
dapat mengungkapkan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia.
oleh
karena terumbu karang sangat bermanfaat bagi manusia, maka dari itu manusia
harus menjaga dan melestarikannya karena merupakan aset utama keindahan dan kekayaan alam laut
Indonesia.
3.2.
Saran-saran
Karena
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di
dunia maka, kita mengolahnya dengan baik dan melestarikannya agar tidak merusak
ekosistem bawah laut.